BANDUNG - Jumlah korban meninggal di Pangalengan Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat akibat gempa 7,3 skala Richter yang terjadi Rabu (2/9) bertambah menjadi 10 orang. Dua korban terakhir adalah warga Desa Sukaluyu dan Pangalengan namun belum diketahui identitasnya.
Korban tewas dari Desa Sukaluyu meninggal pada Kamis (3/9). Sedangkan seorang warga Desa Pangelengan meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Delapan korban lainnya berasal dari Desa Pangalengan (6 orang) dan Desa Margamukti (2 orang). Sebagian besar korban meninggal adalah balita dan ibu-ibu yang tertimpa bangunan rumah saat hendak menyelamatkan diri.
Sementara itu, dari laporan posko data bencana Kecamatan Pangalengan, tercatat lebih dari 100 orang luka berat dan ringan sehingga harus dirujuk ke RSUD Al Ikhsan Babupaten Bandung serta RSHS. Untuk perawatan korban dengan luka ringan, pihak pemda dan kecamatan menyediakan posko darurat.
Sedangkan untuk bangunan rusak tercatat 8.952 rumah rusak berat, 5.244 rusak sedang, dan 7.500 rumah rusak ringan. Jumlah itu merupakan laporan yang disampaikan 13 kepala desa yang ada di Kacataman Pangalengan.
"Kerusakan paling parah terjadi di Desa Pangalengan, Margamulya, Sukaluyu, dan Banjarsari. Setengah dari total bangunan disana rusak," ujar Camat Pangalengan Haris Taufik.
Infrastrukur pelayanan publik juga tidak luput dari kerusakan. 32 sekolah rusak berat sehingga tidak bisa digunakan untuk ruang belajar mengajar. Hal yang sama juga menimpa kantor Kecamatan, Puskesmas, dan kantor Polsek Pangalengan. Dijelaskan Haris, saat ini warga Pangalengan mengalami krisis sembako dan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan selimut. Begitu pula dengan peralatan medis.
"Kemarin kami diberi bantuan 1 ton beras oleh Pemkab Bandung dan 250 kg beras dari Pemrpov Jabar, tapi persediaan sudah mulai menipis. Bantuan selimut, susu, dan pakaian sama sekali belum masuk," katanya.(mi/red)
12 tahun yang lalu
