. Merealisasikan Jembatan Selat Sunda

26 Desember 2009

Merealisasikan Jembatan Selat Sunda

JAKARTA - Beberapa waktu lalu, rapat koordinasi (rakor) gubernur seluruh Sumatra berlangsung di Pekanbaru, Riau. Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) menjadi topik penting dalam rakor tersebut. Gubernur se-Sumatra dalam rakor itu sepakat mempercepat pembangunan JSS sebagai alternatif penghubung pulau Sumatra dengan pulau Jawa selain Pelabuhan Bakuaheni-Merak.

Provinsi Lampung sebagai daerah hulu jembatan sepanjang 29 kilometer (km) memiliki andil yang besar dengan terus mendorong pemerintah pusat agar pembangunan JSS itu sebagai agenda prioritas. Pembangunan jembatan di Selat Sunda itu, masuk dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II.

“Pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pembentukan tim pembangunan jembatan itu, pada Januari 2010,” kata Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, pada pertemuan dengan sejumlah wartawan beberapa waktu lalu.

Sjachroedin menyebutkan, JSS yang menghubungkan pulau Sumatra dan Jawa dapat berdampak positif bagi percepatan pertumbuhan pembangunan ekonomi di Lampung. “Pembangunan jembatan ini bukan hanya untuk kepentingan Lampung dan Banten saja, melainkan juga untuk kepentingan nasional,” ujar dia.

Menurut dia, potensi ekonomi dan percepatan pembangunan di Lampung maupun Sumatra dapat terpacu dengan JSS. Arus barang dan manusia Jawa-Sumatra pun semakin lancar dan aman. Keberadaan JSS kata dia sangat penting untuk mengantisipasi semakin derasnya arus manusia, kendaraan, dan angkutan barang antar kedua pulau itu.

Kalau bisa diwujudkan katanya, jembatan yang menyatukan Jawa-Sumatra itu hampir dapat dipastikan menjadi pemacu kemajuan pembangunan masyarakat kedua pulau utama itu. Bila jembatan itu rampung dan beroperasi, tidak akan lagi terjadi problem klasik berupa penumpukan dan antrean kendaraan maupun penumpukan manusia pada arus mudik-balik di Pelabuhan Merak-Bakauheni.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sedang membidik investor dari kawasan Asia seperti China, Korea dan Jepang untuk menanamkan inevestasinya di daerah itu. “Lampung tengah mencari investor dari kawasan Asia tersebut untuk mempercepat pembangunan di daerah ini,” kata Gubernur Lampung Sjachroedin ZP.

Ia menyebutkan, investor-investor dari kawasan Asia itu cukup dapat diandalkan, apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pertemuan dengan sejumlah gubernur beberapa waktu lalu meminta kepala daerah untuk menggaet investor terutama dari China, Jepang dan Korea untuk menanamkan modalnya di daerah masing-masing.

Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang rencananya dibangun pada pertengahan tahun 2010 katanya, membutuhkan investasi yang cukup besar. Karena itu menurut dia, pembangunan JSS itu memerlukan investor tidak hanya dari dalam tetapi juga dari luar negeri.

Sjachroedin dalam kesempatan itu mengatakan, upaya yang dilakukan untuk menarik investor yakni dengan promosi dengan memperkenalkan potensi dan produk unggulan daerah kepada calon investor melalui pameran dan temu usaha.

Selanjutnya, pembinaan terhadap investor yang telah operasional didorong agar dapat mengembangkan usahanya dan melakukan diversifikasi usah atau perluasan usaha. Kemudian, menurut dia, penguatan kelembagaan agar dapat menyelenggarakan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) sesuai dengan kewenangan yang ada.

Upaya lainya yang tidak kalah pentingnya yakni perbaikan dan peningkatan infrastruktur terutama jalan raya dan pembuatan informasi peta penyediaan dana. Sementara itu, secara akumulasi jumlah investasi Pemerintah Pusat dan provinsi untuk pembangunan di Lampung tahun 2009 mencapai Rp6,716 triliun.(mtn/red)
 
© 2009 Free Blogger Template powered by Blogger.com | Designed by Amatullah |Template Design