JAKARTA - Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar membantah adanya pemberitaan yang menyebutkan polisi akan merazia anak-anak jalanan untuk diperiksa duburnya untuk memastikan apakah mereka mengalami kekerasan seksual atau tidak. Sebab, sejatinya operasi yang akan dilakukan hari ini hanya bertujuan untuk mencatat identitas anak.
“Tidak ada operasi dubur. Kegiatan kami hanya untuk mendata anak jalanan di ibukota,” kata Boy kepada wartawan.
Sebelumnya sejumlah media massa mengatakan polisi bekerjasama dengan Dinas Sosial akan melakukan razia di tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpul anak jalanan. Selanjutnya, anak-anak itu akan diperiksa duburnya terkait kasus sodomi yang dilakukan tersangka pembunuh berantai Baekuni alias Babe.
Boy membenarkan kalau pendataan ini akan didukung oleh Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Petugas dari kedua ini akan bekerjasama melakukan pendataan identitas anak jalanan yang tersebar di lima wilayah di Jakarta. “Ini untuk mengetahui seberapa besar anak yang butuh perhatian pemerintah,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Utara Komisaris Adex Yudiswan mengatakan pentingnya pendataan ini ialah agar memudahkan aparat keamanan melakukan penelusuran apabila sewaktu-waktu anak-anak menjadi korban kejahatan.
Sebab, anak jalanan merupakan orang yang paling rentan menjadi korban aksi kejahatan karena mereka menghabiskan sebagian waktunya di luar jalanan.
Dalam proses pendataan nanti, anggota polisi dan Dinas Sosial akan mendatangi tempat-tempat yang biasa dijadikan lokasi berkumpulnya anak-anak jalanan. Misalnya, halte, terminal, perempatan jalanan.
Nah, apabila semua data anak dapat dihimpun dengan baik, polisi yakin kasus kejahatan semacam itu dapat cepat terungkap sehingga tidak banyak korban jiwa.(vv/red)